mamahku kecil
bukanlah seorang yang terlahir dari keluarga kaya dan berdarah biru,
mamahku hanyalah seorang manusia biasa yang terlahir dari keluarga
sederhana dari dusun negeri tertinggal.
mamahku kecil
bukanlah seorang yang memiliki nama tambahan di belakang namanya,mamahku
tidak memiliki Amd, ST, Msc, apalagi DR didepan namanya, bahkan mamahku
hanya bergelar seorang anak yang hanya mencicipi manisnya bangku
sekolah rakyat nan merakyat.
mamahku kecil bukanlah
seorang wanita bernama indah bak indahnya warna pelangi, mamahku tak
pernah marah kepada matahari yang membakar kulitnya, mamahku tak pernah
kasar kepada keringatnya.....
mamahku kecil bukanlah
seorang anak yang mengenal manja, seorang anak yang merengek minta
dibelikan boneka,bahkan sepasang sepatu pun tak pernah terbelikan, bagai
mimpi panjang yang tak pernah berujung
mamahku remaja tak
dilindungi oleh rumah nan megah, ia hanya ditutupi oleh gubug-gubug nan
reot, seolah tanah pun enggan menopangnya.
mamahku remaja bukanlah seorang pemudi berseri-seri, menari-nari diatas kesenangan indahnya masa remaja
mamahku
remaja bukanlah pemudi yang ditemani dengan rias-rias wajah nan elok,
kulitnya hanya teroleskan keringat, bedak wajah adalah kilauan sengatan
matahari menantang, tubuhnya kurus menjulang, garis wajahnya nan jelas
bak mendulang.
Mamah menangislah hatiku, jantungku
terhujam, ketika kau menangis menggambarkan rinci kehidupan kecil mu nan
pilu. mamah aku bangga denganmu. Biarpun orang menertawakan mu dulu,
biarpun orang mengucilkan mu dulu, kini aku memuji mu mamah, aku
menyanjung mu mah, putri mu ini adalah bukti perjuangan mu, bukti
kegigihan mu.
Keringatmu adalah dzikirmu.
Tintamu bukanlah emas ataupun perak.
Ilmu adalah tanganmu, kakimu, dan ketegaranmu.
Kaulah bidadari sesungguhnya wahai mamah.
Darah mu adalah darah mulia bagiku.
Gelar mu adalah gelar dimata di Tuhan sebagai manusia yang tegar.
Kecantikanmu adalah ketegaran dan perjuanganmu.
mamah,
Sekarang tataplah dinding-dinding rumah kita, Rumah kita tidaklah
megah, tapi kini gubug-gubug itu telah pergi, tanahpun dengan senang
menopang rumah kita, sekalipun kini rantau menahan kita, tataplah
jajaran foto-foto dirimu dan anak-anakmu, terpampang dengan senyum
bangga anak-anak mu. ini bukanlah milik kami, ini adalah milik mu mamah.
mamah lihatlah dalam sebuah bingkai dirimu tersenyum bersama papah. Papah ku Juara bagiku didunia ini.
Biarlah orang-orang menatap wujud perjuanganmu.
mamah Tersenyumlah, engkau lah PahlawanKu......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.