Sabtu, 16 Maret 2013

Mamah ku yang hebat :*


mamahku kecil bukanlah seorang yang terlahir dari keluarga kaya dan berdarah biru, mamahku hanyalah seorang manusia biasa yang terlahir dari keluarga sederhana dari dusun negeri tertinggal.

mamahku kecil bukanlah seorang yang memiliki nama tambahan di belakang namanya,mamahku tidak memiliki Amd, ST, Msc, apalagi DR didepan namanya, bahkan mamahku hanya bergelar seorang anak yang hanya mencicipi manisnya bangku sekolah rakyat nan merakyat.

mamahku kecil bukanlah seorang wanita bernama indah bak indahnya warna pelangi, mamahku tak pernah marah kepada matahari yang membakar kulitnya, mamahku tak pernah kasar kepada keringatnya.....

mamahku kecil bukanlah seorang anak yang mengenal manja, seorang anak yang merengek minta dibelikan boneka,bahkan sepasang sepatu pun tak pernah terbelikan, bagai mimpi panjang yang tak pernah berujung

mamahku remaja tak dilindungi oleh rumah nan megah, ia hanya ditutupi oleh gubug-gubug nan reot, seolah tanah pun enggan menopangnya.

mamahku remaja bukanlah seorang pemudi berseri-seri, menari-nari diatas kesenangan indahnya masa remaja

mamahku remaja bukanlah pemudi yang ditemani dengan rias-rias wajah nan elok, kulitnya hanya teroleskan keringat, bedak wajah adalah kilauan sengatan matahari menantang, tubuhnya kurus menjulang, garis wajahnya nan jelas bak mendulang.

Mamah menangislah hatiku, jantungku terhujam, ketika kau menangis menggambarkan rinci kehidupan kecil mu nan pilu. mamah aku bangga denganmu. Biarpun orang menertawakan mu dulu, biarpun orang mengucilkan mu dulu, kini aku memuji mu mamah, aku menyanjung mu mah, putri mu ini adalah bukti perjuangan mu, bukti kegigihan mu.

Keringatmu adalah dzikirmu.

Tintamu bukanlah emas ataupun perak.

Ilmu adalah tanganmu, kakimu, dan ketegaranmu.

Kaulah bidadari sesungguhnya wahai mamah.

Darah mu adalah darah mulia bagiku.

Gelar mu adalah gelar dimata di Tuhan sebagai manusia yang tegar.

Kecantikanmu adalah ketegaran dan perjuanganmu.

mamah, Sekarang tataplah dinding-dinding rumah kita, Rumah kita tidaklah megah, tapi kini gubug-gubug itu telah pergi, tanahpun dengan senang menopang rumah kita, sekalipun kini rantau menahan kita, tataplah jajaran foto-foto dirimu dan anak-anakmu, terpampang dengan senyum bangga anak-anak mu. ini bukanlah milik kami, ini adalah milik mu mamah.

mamah lihatlah dalam sebuah bingkai dirimu tersenyum bersama papah. Papah ku Juara bagiku didunia ini.

Biarlah orang-orang menatap wujud perjuanganmu.

mamah Tersenyumlah, engkau lah PahlawanKu......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.