Rabu, 03 Juli 2013

ini hatiku yang berharap bisa kau mengerti

Apa yang harus ku katakan??
Sikapmu yang terkadang acuh tak acuh
Slalu membuat hatiku resah dan gundah
Satu pesanmu berarti dalam satu hariku
Tapi apa kamu tau akan hal itu...??
Kau katakan sayang padaku
Kau katakan ingin memiliki ku
Kau panggil aku sayang tiap waktu
Tapi apa sikap tak acuhmu itu juga berarti sayang padaku??
Aku menagis saat ku tak bisa menghubungi mu...
Aku kuatir saat tak dapat kabar darimu...
Aku marah saat kamu bersikap tak acuh padaku...
Aku bertanya dimana sayang mu yang slalu kamu ucapkan lewat bibirmu di depan mataku??
Beritahu aku, agar aku tak terus bertanya dalam hati...
Beritahu aku kabarmu walau itu hanya sekali dalam sehari...
Jangan kau acuh tak acuh padaku, karna itu bisa buatku ragu akan cintamu...
Jangan kauu diam saat aku diam karna aku akan merasa bahwa kau lupa padaku...



Ingi hatiku...
Aku berharap kau bisa mengerti :)

Sabtu, 29 Juni 2013


Coba lihatlah !!
Indahnya, 
Ketika mamah kita tersenyum
bapak kita tertawa 
adek dan orang-orang yang bahagia melihat kita 
Kita yang gagah mampu berdiri dengan seribu impian dan sejuta usaha
Itulah hidup :)

Jumat, 28 Juni 2013

About WOMEN

Wanita...
Wanita itu sebenarnya punya rasa yang unik dia menyukai seseorang tapi terkadang dia butuh waktu untuk mencintainya...

Wanita...
Wanita yang baik itu pasti banyak di sukai lelaki tetapi wanita baik itu hanya mencintai satu lelaki...

Wanita...
Wanita itu tidak suka di diamkan tetapi dia juga tak suka jika dimarahin...

Wanita...
Terkadang wanita itu berusaha senyum di depan lelakinya walau di hatinya terluka karena sikap lelakinya...

Wanita...
Wanita itu lemah fisiknya dari pada lelaki tetapi hatinya lebih kuat dari lelaki...

Wanita...
Wanita yang baik itu tak berani marah kepada lelakinya tapi dia hanya berani mengeluarkan air mata hanya karena dia tak ingin marah dengan lelakinya...

Wanita...
Wanita itu tak suka jika sering mendengar kata Terserah dari lelakinya karena dia butuh kepastian...

Kamis, 20 Juni 2013

inilah hidup

Jauh sudah aku menapaki hidup. Tak terhitung banyaknya pengalaman yang aku dapatkan. Berbagai pelajaran kehidupan telah aku rasakan. Ada yang manis namun tak sedikit yang pahit. Semuanya telah diatur-Nya dengan sangat indah bagi aku, sehingga mampu menjadikan aku seperti ini.

Setiap orang menyikapi perjalanan hidupnya berbeda-beda. Ada yang menerimanya tanpa perlu memikirkannya, namun tak jarang ada yang menikmatinya dengan penuh kesadaran. Di sisi lain, tak sedikit yang berontak dan tidak menerima perjalanan hidupnya dengan lapang dada. Semua punya cara masing-masing menjalani kehidupannya, namun tak ada yang mampu mengelak dari rencana-Nya. 

Sementara aku, aku adalah manusia yang masih dalam taraf belajar menyikapi hidup dengan lebih bijaksana. Aku masih berusaha menyikapi hidup selalu dalam rasa syukur. Namun seiring berjalannya waktu, baru aku sadari bahwa ternyata rencana-Nya untukku memang sungguh indah.

Bagi aku masa lalu yang pahit bukan berarti aku harus selalu menengok ke belakang, bukan pula aku tak ingin maju ke depan dan tak layak dilupakan begitu saja. Atas masa lalu itu membuatku menjadi jauh lebih baik lagi dan sebagai bahan aku untuk melangkah jauh lebih kuat. 

Ku ambil hikmah dari semua cobaan-Mu yang telah engkau berikan ya Alloh. Membuat ku semakin kuat, semakin sabar, semakin dewasa menyikapinya dan membuat ku lebih tenang menghadapi cobaan-Mu ya Alloh. Nikmat mu begitu indah

surat kecil

Hanya engkau ya Alloh mengetahui siapa si dia. Tolong sampaikan kepada si dia karena aku tidak mampu memberitahunya sendiri.

Tolong sampaikan si dia, aku ada pesan buatnya...
Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintanya...
Tolong sampaikan si dia, cinta karena Alloh tidak ternilai harganya...
Tolong sampaikan si dia, aku mendambakan cinta suci yang terjaga...
Tolong kabarkan si dia, aku mau dia berjaya dalam impian dan cita-citanya...
Tolong kabarkan si dia, aku tidak mau merelakan dia...
Tolong sabarkan si dia, bila jarak menjadi penyebab bertambah ridunya...
Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana...
Tolong sadarkan si dia, aku masih milik keluarga...
Tolong sadarkan si dia, aku masih milik Tuhan Yang Maha Esa...
Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya...
Tolong tegur si dia, bila dia mulai mengagumkan cinta manusia...
Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapaknya karena di telapak kakinya itu syurganya...
Tolong ingatkan si dia, aku terpikat karena imannya bukan rupanya...
Tolong katakan pada si dia, dahulukan Alloh karena disitu ada syurga...
Tolong nasehati si dia, jangan mendo'akan ku lebih dari dia mendo'akan ibu bapaknya...
Tolong nasehati si dia, mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa...
Tolong nasehati si dia, jangan mencintaiku lebih dari dia mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan kedua orang tuanya... :)


Sabtu, 04 Mei 2013

Surat anak untuk mamah dan bapak

Untuk Mamah dan Bapak,

Dua Insan yang selalu ada di hati,

Yang tak pernah lepas dari pikiran,

Menjadi cambuk panas saat diri ini khilaf,

Menjadi pengiring kebanggaan membayang,

Menjadi obat penenang saat diri ini dilanda kegamangan,

dan menjadi pendobrak batas dari segala kekurangan.



Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Mamah dan Bapak-ku yang semoga Allah selalu memberi perlindungan kepada kalian. Ini hanya sebuah surat Mah, Pak. Sebuah surat yang  sebenarnya telah dari dulu tercatat pasti dalam hati, yang sebenarnya Mamah dan Bapak pun mungkin sudah mengetahuinya, atau sekedar mengharapkannya. Mamah, Bapak, karna itu saat ingin menulis surat ini, anakmu ini merasa ragu, ingin rasanya lebih baik ku utarakan langsung saja saat ngobrol santai bersama Mamah dan Bapak. Namun rasanya, lidah ini tak kan sanggup bergerak untuk menyampaikan semuanya. Yaa, semoga saja, walau surat ini tak pernah ku kirimkan kepada Mamah dan Bapak, semoga Allah mendengarkan curahan hati seorang anak ini, semoga saja Allah memberikan jalan kepada setiap niatan baik yang tertulis dalam surat ini, mengarahkan dan membimbingku hingga niatan itu tak hanya berupa niatan saja, tapi dapat terlaksana. Dan semoga saja surat ini diberkahi dan memiliki daya dan kekuatan Doa hingga ini akan menjadi perantara antara kita, anakmu ini, dan Mamah serta Bapak, juga keluarga yang lain.

Mamah, Bapak, aku pun masih bingung harus memulai dari mana surat ini, yang rasanya akan panjang dan berlembar-lembar andai ku tulis dalam selembar kertas. Aku masih ingat dengan kisah waktu ku kecil dulu. Anak mu ini adalah anak yang sangat cengeng yang tak bisa kalian tinggalkan. Sebentar saja Mamah, Bapak meninggalkanku, maka pasti anakmu ini akan merepotkan setiap orang terdekat karena kerasnya tangisan anakmu ini, hingga salah satu di antara kalian mendekatiku, menampakkan wajah, dan memeluk memenenangkanku. Mamah, Bapak, mungkin Mamah, Bapak bertanya. Kenapa anakmu yang dulu cengeng ini malah membuat Mamah, Bapak menangis saat mengantarkan ku berangkat kuliah di Pekalongan pada tanggal 26 Agustus 2012 lalu? Aku juga ingat Mah, Pak, 3 waktu saat aku ingin sekolah SD, SMP, dan SMA. Saat aku meminta di sekolahkan di sekolah favorit yang letaknya jauh dari rumah, dengan lemah lembut Bapak, Mamah meminta ku untuk sekolah di tempat yang dekat saja. Aku merasakan kekhawatiran Mamah dan Bapak, baik dalam keamananku, keunggulanku, juga dalam kesanggupan kalian dalam memenuhi kebutuhanku akan uang jika aku bersekolah di sekolah favorit. Mamah, Bapak aku benar benar masih ingat kata-kata kalian, “Sekolah di sekolah yang dekat saja Mba. Mamah dan Bapak akan penuhi apa yang kamu minta, kalau memang ada syarat agar Kamu mau sekolah di tempat yang dekat saja". Aku tetap egois ingin sekolah di sekolah favorit alhamdulillah keinginan aku tercapai SD di SDN MKK 2 Tegal ,SMP di SMP N 7 Tegal tetapi setelah SMA aku gak bisa sekolah di tempat favorit karna nilai ujian ku sangat sedikit saat itu juga aku sangat menyesal ,aku jadi males belajar ,liar dan tidak terlalu memikirkan yang namanya sekolah. Lalu masalah pun datang di kehidupan ku yang membuat ku terpukul. Beberapa bulan kemudian badai pun berlalu ,aku mulai kehidupan ku dari NOL, yang mempunyai cita-cita ,mempunyai semangat baru. Maafin Rani ya Mah Pak udah bikin kalian kecewa, bikin nangis ,suatu saat nanti Rani bakal bikin kalian bahagia.

Masih inget bgt Mah Pak waktu Rani sujud minta maaf di kaki Mamah, mamah pesen "Inilah pelajaran buat kamu mba, ambil hikmah dari semua ini. Mamah udah maafin, mamah slalu ada buat kamu, mamah ikhlas kalau mamah harus malu bagaimana pun juga kamu anak mamah yang bakal mamah lindungi, tunjukan mba kalau kamu bisa jadi orang yang bisa di banggakan" ketika aku sujud di kaki Bapak ,Bapak pun berpesan "Ambil hikmah dari semua ini, kesalahan adalah khilaf. Ya Bapak maafin, yang kuat ,sabar ,Bapak pengin liat kamu jadi orang sukses ,belajar dari kesalahan. Alloh sudah menegur mu artinya Alloh ingin kamu berubah menjadi lebih baik"  Aku menangis Mah, Pak kalau ingat saat-saat itu.

Mah Pak terima kasih kalian sampai sekarang pun masih nemenin Rani, masih mau maafin Rani padahal Rani udah bikin kesalahan yang besar. 

Sekarang, anakmu ini sedang jauh tapi bukan meninggalkan mu Mamah, Bapak. Anak mu ini sedang melakukan perjalanan yang sebenarnya titik akhirnya dekat dengan mu Mamah Bapak. Jarak sedang memisahkan kita Mah, Pak. Tapi semoga hati ini selalu terpaut di dalam jalinan keluarga yang tak kan pernah terputus. Sungguh, fikirannku ini lebih sering memikirkan keadaan Mamah dan Bapak. Tanggung jawab besar menjadi seorang anak yang telah menghabiskan banyak keringat dan air mata dari mu Mamah, Bapak. Suatu hal yang merat pula menjadi seorang kakak dari seorang perempuan yang selalu melihat kakanya untuk berbuat sesuatu, meniru, mencontoh, dan meneladani.

Mamah, Bapak, sering orang bertanya, setelah kuliah aku akan melanjutkan kemana. Kebanyakan dari mereka bilang, “Kalau bisa jangan kembali ke rumah, mau jadi apa kamu kalau sudah jauh-jauh kuliah, eh.. malah pulang.! Cari aja kerja di situ, cari uang yang banyak, biar orang tuamu bangga.” Bagiku Mah, Pak, kalimat itu hanya pendapat yang harus didengar tapi tak ada kewajiban untuk melaksanakannya. Masih terbayang wajah Mamah dan Bapak saat kita sedang berbincang-bincang dan mendengar pendapat itu dari salah seorang tetangga kita. Wajah yang benar-banar tak ikhlas anaknya pergi lebih lama dan lebih jauh lagi. Mata Mamah dan Bapak waktu itu menyiratkan kesedihan yang mengharuskan Mamah dan Bapak diam dan mendengar saja. Mamah, Bapak, tenanglah. Tak ada niatan dalam hati ini untuk meninggalkan Mamah dan Bapak lebih jauh dari ini. Anakmu ini tetap Nurani yang dulu. Seorang anak yang cengeng, yang tak bisa jauh dari Mamah, Bapak, yang punya keinginan untuk terus bersama kalian sampai ajal menjemputku suatu saat nanti.

Mamah, Bapak. Aku bangga menjadi anakmu. Anak seorang pasangan sederhana ,selalu hidup sederhana dan selalu penuh dengan ajaran-ajaran tentang kehidupan yang mapan. Aku bangga menjadi anakmu Mah. Sosok mamah yang penuh dengan ketelitian, kelemah lembutan, dan rasa

Mamah, Bapak, sekarang anak mu ini dikenal dengan sebutan “aktivis”. Entah apa arti kata itu Mah, Pak. Jangan tanyakan padaku. Aku pun tak lebih memahaminya di banding sebuah kamus yang sudah tercetak lama. Memang Mah, Pak, aku sekarang punya beberapa kegiatan yang haus aku lakukan di setiap hari yang aku lalui. Memang Mah, Pak, semuanya aku tulis di dalam beberapa buku dan lembar kertas untuk mengingatkan aku apa saja yang harus aku lakukan. Bukankah anakmu ini memang pelupa Mah? Bukankan anakmu ini sering kali lalai Pak? Dulu masih ada Mamah dan Bapak yang selalu mengingatkanku untuk makan, belajar, ibadah, bahkan kegiatan lain. Mamah dan Bapak rasanya lebih tau dari pada diriku sendiri. Sekarang kita sedang tak bersama, aku butuh cara lain untuk mengagendakan semuanya Mah, Pak. Meski itu sama sekali tak bisa menggantikan Mamah dan Bapak.  Tapi, aku senang setiap di telfon selalu menanyakan ku, “Kamu sudah makan mba? Sudah belajar? Sudah sholat? Gimana kegiatan hari ini?”. Selalu di ingatkan melalui via sms "jangan lupa makan ,sholat ,belajar ya mba" setiap hari dan setiap waktu (meskipun terkadang aku yang tidak membalas sms nya karna disibukan dengan tugas). Itu menyenangkan dan menenangkan Mah. Perhatianmu meluluhkan kecapeaan dan keletihan hari-hari seorang “aktivis peradaban”.

Mah Pak, aku harap Mamah dan Bapak tidak sedang mempertanyakan dimana rumahku kelak akan ku bangun. Bukankah dulu kita sudah pernah membicarakannya? Bukankah dulu kita sudah saling menjanjikan. “Mah, seandainya Mamah punya uang berlebih, beli tanah di belakang rumah kita ini ya Mah. Kalau tidak ada kesempatan untuk itu, Mamah dan Bapak tenang saja. Biarkan aku yang membelinya sendiri. Yang penting sampai hari itu tiba, pastikan tanah di belakang rumah kita ini tak terjual kepada siapa pun.” Disanalah Mah Pak, aku akan membangun rumahku. Aku tak ingin berada lebih jauh lagi Mah. Aku tak ingin hanya setengah dari umur Mamah dan Bapak yang dihabiskan untukku. Aku ingin, seumur hidup kita bisa menghabiskan waktu bersama. Aku ingin di saat-saat terakhir hidupku, ada didekat Mamah dan Bapak. Dan rasanya itu pula yang Mamah dan Bapak inginkan. Iya kan Mah? Iya kan Pak? Sekarang Mah Pak, aku sudah membuat denah bagaimana dan dimana rumahku akan di bangun di tanah itu. Aku sudah merencanakannya Mah. Aku sudah mempersiapkannya Pak. Bukan hanya tanah di belakang rumah kita. Beberapa tanah yang lain di sekitarnya akan aku beli. Akan aku berdayakan tanah itu menjadi BPS tempat aku praktek ,akan ku pasang plang Nama ku disitu. Itulah rencana anakmu ini. Dirumah kita itu kita akan selalu bersama. Adek yang sekarang katanya ingin jadi dokter kejarlah cita-cita mu dek, kalau bisa juga ndak jauh dari situ kerjanya. Biar kita satu keluarga lengkap. Pasti menyenangkan. Aku ingin kebermanfaatan yang aku kejar bisa menjadi amal jariyah yang tertuju kepada Mamah dan Bapak kelak.

Mah Pak, semoga ikatan batin kita selalu terjaga sampai ajal memisahkannya. Sampai waktu itu tiba, aku akan terus berusaha menyenangkan hati Bapak dan Mamah. Di sini anakmu ini sedang berjuang Mah Pak. Doakanlah anakmu ini selalu. Walau pun tanpa aku minta pastinya Mamah dan Bapak akan melakukannya. Mamah, Bapak hati ini benar-benar memahami betapa Mamah dan Bapak mengkhawatirkan aku. Setiap di telfon, pasti tak lupa Mamah dan Bapak menanyakannya. Saat yang mengangkat telfonku adalah mamah, pasti mamah menanyakan sudah makankah aku, bagaimana kabarku, dll sebagainya, saat telfonku beralih tangan ke Bapak, bapak pun mengulangi pertanyaan pertanyaan itu, padahal aku tahu, sejak pertama Mamah mengangkat telfonku, Bapak sudah ada di samping Mamah dan mendengar betapa baiknya kabar anakmu ini. Iya kan Mah? Aku mendengar langkah kaki Bapak saat telfonku baru diangkat. Betapa khawatirnya Mamah dan Bapak. Ya aku mungin tak bisa benar-benar memahaminya, tapi aku bisa mengerti Mah, Pak. Ketahuilah bahwa anakmu ini disetiap saat yang sama juga mengalami penyiksaan kekhawatiran hati itu. Aku pun sama Mah, Pak. Sangat mengkawatirkan keadaan Mamah dan Bapak di sana. Semua orang yang selalu mendukungku dari jauh di sana, aku begitu mengkhawatirkan semuanya. Karena itu pula lah aku pun selalu bertanya keadaan tiap tiap semuanya. Terutama Mamah dan Bapak, adek, kakek dan nenek juga. Mamah Bapak, sedih rasanya ketika aku merasakan ada hal yang Mamah dan Bapak tutupi saat aku bertanya kabar. Aku merasakannya, saat getaran suara Mamah sedang melemah, saat itulah Mamah sedang sakit. Saat jawaban Bapak tak selancar biasanya, saat itulah Bapak sedang tak sesehat biasanya. Tapi betapa sedihnya Mah Pak, di saat seperti Mamah dan Bapak masih berusaha membahagiakanku, “Mamah dan Bapak baik-baik saja Mba. Sehat wal afiat.” Lantangmu. Dan aku pun hanya bisa menjawab,”Baguslah kalau begitu Mah, Pak. Aku pun sama, Sehat dan Baik.” Aku berharap semoga jawaban itu bisa menenangkan dan membawa kesehatan serta kekuatan kepada Mamah dan Bapak.

Mamah dan Bapak yang terlanjur banyak menghabiskan waktu dan tenanga untukku. Pastinya, sampai kapan pun, aku tak bisa membalas semua kebaikan mu yang mungkin Mamah dan Bapak sendiri tak sadar telah melimpahkan begitu banyak kepadaku. Mah, Pak, suatu saat nanti kita akan melaksanakan Ibadah Haji bersama-sama. Menikmati saat paling dekat dengan Allah. Semoga Allah merestuinya. Mah Pak, suatu saat kita akan melihat Ayu adek ku akan menjadi orang sukses, lebih sukses dari aku tentunya. Aku akan berusaha untuk itu Mah. Semoga Allah memberikan jalan-Nya.

Jika aku tuliskan semua curahan pikiranku, rasanya tak bisa aku tak sanggup menyuruh dan memerintahkan jari-jari ini untuk terus bergerak mengetikkan huruf-huruf luapan hati. Dan aku sadar betapa pun aku ungkapkan semuanya, pasti apa yang ada dalam hati Mamah dan Bapak jauh lebih banyak dan lebih berarti dari itu. Biarlah Mah, Pak. Aku menceritakan persaanku dengan bentuk lain. Dengan usaha tiada henti sampai di titik akhir nanti, saat kita sekeluarga akan bersama kembali.

Tunggu aku kembali Mah, Pak. Terimakasih atas segala yang telah Mamah dan Bapak upayakan untukku. Aku tidak akan menyia-nyiakannya Mah Pak. Segala hasil dari semua usaha ini akan menjawab semuanya. Teruslah kasih aku motivasi dan nasehat ya Mah Pak aku masih membutuhkan itu.

Semoga Allah merestui semua ini Mah, Pak. Semoga keberkahan selalu mengiringi jalan cinta ini, jalan cinta seorang anak kepada kedua orangtuanya ,berbakti kepada kedua orang tuanya. Saat aku kembali nanti, izinkan aku bersimpuh kepada Mamah dan Bapak, meminta maaf. 

Semoga Allah selalu memperhatikan Mamah dan Bapak, menyayangi dan mengasihi Mamah dan Bapak, sebagaimana telah Mamah dan Bapak berikan sepenuhnya saat aku masih kecil. Aamiin.

Salam hormat dan penuh kasih dariku Mah, Pak.




Pekalongan, 29 April 2013
 
Nurani Rizki Amalia 
Anakmu

 

 

Selasa, 16 April 2013

*kata dosen saya bilang*

JANGAN PERNAH MENYESAL MASUK KEBIDANAN, jika anda menyesal dan ingin keluar maka keluarlah dari sekarang. Karena profesi ini bukanlah profesi main-main, menyangkut nyawa manusia. Akan ada banyak ibu dan bayi yang menderita jika kita melakukan segala sesuatunya dengan tidak ikhlas. Akan banyak bidan-bidan judes yang akan terlahir dan meramaikan jagat image jelek dari bidan itu sendiri nantinya. Sungguh sesuatu  yang sangat memprihatinkan. Dan anda mahasiswa kebidanan inilah yang akan berperan sebagai "agent of change" untuk merubah semua paradigma jelek yang terlanjur melekat pada diri seorang bidan.

Ketika melangkahkan kaki ke Rumah Sakit, maka tinggalkanlah segala keangkuhan, kesombongan dan sifa-sifat jelek lainnya. Posisikanlah diri anda sebagai seseorang yang akan berperan dan membantu meringankan beban orang lain. Bukanlah itu adalah suatu tugas yang mulia?

Hadapilah pasien layaknya keluarga kita sendiri. Posisikan mereka sebagai sosok orang-orang terdekat kita. Anggaplah pasien sebagai ibu, kakak, tante kita sendiri. Jika ditinjau pada saat ini memang bidan menempati posisi sebagai sosok yang mengerikan di RS. Karena biasanya ketika sang ibu dalam keadaan teriak-teriak menahan sakit saat proses persalinan berlangsung tak jarang para bidan-bidan senior yang memarahi ibu tersebut, menyuruh diam dengan sedikit bentakan *miris* :(

Hal tersebut terlebih dikarenakan cara berkomunikasi bidan itu sendiri. Apakah mereka lupa pernah mempelajari "Komunikasi dan konseling dalam kebidanan"? Bagaiman cara komunikasi terpenting dengan seorang pasien? Padahal dengan penampilan yang sopan, tutur bahasa yang baik, bisa mengurangi penderitaan pasien lho! Dengan sedikit perhatian ikhlas saja pasien dapat menganggap bidan sebagai orang yang berkompeten dan berkualitas.

Wajah bisa gak terlalu cantik, tapi dengan sedikit senyuman, keramahan maka akan bisa terlihat lebih baik dan manis :)

INGATLAH!!satu kebaikan yang kita tanamkan kepada pasien, maka akan menimbulkan banyak kebaikan-kebaikan lainnya.

Rawatlah pasien dengan hati, tidak sekedar dengan tangan dan raga. Gunakanlah keihklasan dalam bekerja.

Bidan bukanlah pembantu dokter spesialis kandungan, tetapi lebih merupakan mitra dokter. Oleh sebab itulah bidan diminta untuk bisa berfikir kritis. Dan bagaimana bisa bidan berfikir kritis jika tidak memperkaya kompetensi dan ilmu pengetahuannya sendiri.

Jangan hanya ingin menjadi kepala bagian, dosen, direktur RS saja....tetapi juga niatkanlah kepada diri anda untuk bisa mengabdi di klinik. Bekerja di RS itu tidak berat, jika kita memang bekerja dari hati dan ikhlas.

Dan tanamkanlah dalam diri anda sekalian bahwa ketika melangkah pulang meninggalkan gerbang RS, anda bisa tersenyum bahagia karena telah MEMBUAT 1 KEBAIKAN untuk pasien anda....


Minggu, 17 Maret 2013

Dapet dinas di Instalasi Bedah itu sesuatu!

7 February 2013

Alhamdulillah dinas wajib selesai juga, dan itu menjadi dinas wajib terakhir yang dijadwalkan kampus. Soalnya udah mau nyusun *what? nyusun? bahasanya haha. 
Selama 40 hari dari tanggal 07 January - 14 February 2013 kebetulan aku dapet RSUB Kabupaten Batang.
Nah, 2 minggu terakhir aku dapet dinas di Instalasi Bedah Sentral ( IBS ).  Hwaaaa awalnya sempet takut dan harap-harap cemas. Bakalan ngadepin pasien operasi tiap harinya, bakalan liat darah dan anatomi segala. Berani? entahlah...


Gambar diatas adalah ruangan bedahnya, di RSUD bagian IBS itu ada 6 kamar operasi atau biasa disebut OK. Yang fungsinya bermacam-macam tiap ruangan, mulai dari OK 1 tentang gigi dan mulut, sampe ke OK 6 tentang mata. Kalo tentang jurusan aku Kebidanan, itu di ruang OK 5, obgyn. Disanalah aku banyak mendapat ilmu tentang SC (sectio caesarea). Sebelum operasi, kita persiapan ruangan dan alat dulu pastinya.

Di ruangan bedah, yang perlu dan paling penting buat kita perhatikan dan laksanakan adalah kesterilitasan alat. Ya namanya juga bakalan langsung berhubungan dengan bagian dalam tubuh pasien, semua harus steril. Di ruangan, kita wajib pake baju OK, masker, shower cup, dan sandal. Kalo enggak? JANGAN HARAP BOLEH MASUK KAMAR OPERASI! Kalo keluar dari IBS, harus ganti baju dan kembali memakai baju non OK. Ya kalo kk pegawai kembali memakai baju pegawainya, dokter kembali memakai baju dan jasnya, kalo mahasiswa dan mahasiswi seperti kami kembali memakai baju putih-putih.

Awalnya takut dimarahin kalo ambil foto, jadi ambil dari kejauhan hehehehe :D
Akhirnya dibolehin kok, hehe, asal gak ribut dan gak ganggu operasi. Ini operasi atresia anii, ga ada lubang anus, jadi mau dibikin anusnya pada anak laki-laki usia 3 tahun.
Nah ini adalah tumor endometrium setelah diangkat, yang akan aku awetkan pake formalin
Dan disana kita itu sebagai mahasiswa/i kesehatan bertindak sebagai asistennya asisten dokter. Hehe, bingung? Yang jelas kita berada di dalam ruang operasi juga dan membantu kerja dokter dan perawat disana, baik itu alat-alat, pasien pre dan post operasi dan segala macem. Selain ada anak-anak Akbid Harapan Ibu Pekalongan, yang dinas juga ada mahasiswa/i dari STIKES ,AKBID lainnya ada dokter ko-ass jga dan ada kk PSIK yang ambil ners :)

aku ga ada gara* aku yang foto'in :'(

Ternyata ruang bedah gak seseram yang dibayangin.. Malahan nagih buat dinas disana! hehe


Sabtu, 16 Maret 2013

Di sela-sela observasi pasien


14 January 2013


Percaya atau enggak, malem itu aku bener* ga tidur. Bukan ga ngantuk, bukan juga pengin begadang, tapi emang ini kewajiban ku, pasien lagi banyak*nya. Dan aku harus terus observasi pasien* tsb bareng temen dinas yang lain.


Kebidanan adalah dunia yang mengajariku untuk bener* sabar dan tau arti pejuangan! Berangkat dinas jam 21.00 WIB berharap di tempat dinas bisa sedkit punya waktu untuk istirahat, tapi ternyata untuk malam tu memang ga ditakdirkan untuk tidur. Padahal besok pagi? Harus ke kampus untuk konsul Laporan.


Pasien pasca partus ada 2 yang masih menginap di RB. Aku membantu mengurus bayinya dan memenuhi kebutuhan ibu. Karena kondisi bu yang belum stabil. Pasien calon partus ada 1, baru datang, itu yang membuatku ga tidur. Karena pasien udah pembukaan 3, kemungkinan kalo HIS kuat bakalan lahr dini hari, tiap setengah jam pasien harus di observasi. Belum lagi jka ada suara tangisan bayi kita harus segera beranjak dan meihat masalah apa yang terjadi pada bayi sehingga bayi menangis.

Hmmm....ga heran yah di BBM sering muncul ini...



gimana enggak ? udah sabar, keibuan, tidak sombong, dan pantang menyerah lagi...hehehehehehe








Ketika Kamu Memutuskan Mencintaiku


Sepertinya kalau mengingat dulu itu lucuu ya . Aku kembali bereinkarnasi menjadi aku yang dulu,kita yang dulu. Inget ga? Kamu benar-benar terlihat bodoh untuk menunjukkan perasaanmu,kamu ingin aku tahu. Kamu yang belum tahu apa-apa soal cinta, yang kamu tahu aku berhasil menarik perhatianmu walaupun sebenarnya aku tak melakukan apa-apa. Aku hanya ada disetiap hadapanmu,setiap hari kamu menyaksikan aku tertawa,tersenyum dan melakukan segala hal apa adanya . Aku benar-benar tidak sadar kalau orang sepertimu menyimpan rasa yang cukup mengagumkan untukku.

Kamu selalu berusaha ingin menyapaku, ingin berbicara sepatah dua kata walau sebentar. Ingin mataku dan matamu saling berpandangan dan sama-sama tersenyum. Namun, rasa malu-mu menghambat semuanya. Kamu masih begitu lugu, begitu sulit untuk mencari-cari alasan kenapa kamu begitu merasa bahwa apakah ada aroma penarik dariku yang bisa membuat kamu sebegitu terpancing hingga sulit untuk melepaskan rasa yang kian lama tumbuh .

Percayakah jejaring sosial dapat memancing dewi cinta datang dan menembakkan panah cinta-nya pada dua makhluk mulia tuhan berbeda jenis kelamin ? Untuk pertama kalinya, pada saat itu aku mengaku aku percaya. Karena aku mengalaminya sendiri. Iya, itu karena kamu. Ketika kamu mencoba memberanikan diri untuk menge-chat. Disitulah awal mulai pembicaraan yang sungguh membuat hatimu deg-degan . Semenjak itu,kita rajin bersapa ria dan berbincang-bincang meski hanya lewat jejaring sosial. Kamu semakin tahu tentangku,tidak hanya dari info-info di situs itu namun dari setiap perkataan yang keluar di setiap perbincangan dan status yang ku share . Aku pun baru merasa setelahnya,'lelaki ini sungguh perhatian padaku’ . Saat itu aku tersadar, ‘aku harus membuka hati’ .

‘Maaf,kalau aku tidak berani menegurmu bila bertemu, itu karena aku maluu’,katamu diperbincangan situs jejaring sosial lagi. Ya ampun! Lagi-lagi aku tersenyum melihat tingkahmu meski aku hanya bisa membayangkannya lewat kata-kata barusan. Ah sayang, aku kangen masa lugumu itu. Harus berbuat apa agar kamu bisa seperti itu lagi? Aku kangen, sungguh.

Setiap hari kita bertemu,setiap hari kita berbincang walau hanya (lagi-lagi) di situs jejaring sosial. Aku termakan oleh keluguan-mu . Rasanya manis,jika disamakan dengan cupcake ada sensasi luar biasa disetiap gigitannya. Hmmmm, kamu luar biasa. Kini, giliran aku yang tergila-gila padamu. Aku mulai menaruh sebuah perasaan yang sudah lama tak terasa lagi . Dan, karenamu aku berani untuk merasakannya lagi tanpa rasa takut, yang aku tahu kamu sepertinya bisa mengobati rasa traumaku. Lagi-lagi dengan keluguanmu,aku tersanjung.

Sayang,bahagianya aku waktu itu. Kamu jadikan aku yang pertama. Kamu nyatakan rasa, dan kita jadian! Ah, aku orang paling bahagia saat itu! Rasa-rasanya aku tak ingin jauh darimu. Aku mencintai kamu,ya diam-diam aku mencintai kamu. Kamu telah memutuskan untuk memilih dan mencintaiku. Aku tersanjung, aku bahagia.

Nb: aku merindukanmu,sayang ^^

Mamah ku yang hebat :*


mamahku kecil bukanlah seorang yang terlahir dari keluarga kaya dan berdarah biru, mamahku hanyalah seorang manusia biasa yang terlahir dari keluarga sederhana dari dusun negeri tertinggal.

mamahku kecil bukanlah seorang yang memiliki nama tambahan di belakang namanya,mamahku tidak memiliki Amd, ST, Msc, apalagi DR didepan namanya, bahkan mamahku hanya bergelar seorang anak yang hanya mencicipi manisnya bangku sekolah rakyat nan merakyat.

mamahku kecil bukanlah seorang wanita bernama indah bak indahnya warna pelangi, mamahku tak pernah marah kepada matahari yang membakar kulitnya, mamahku tak pernah kasar kepada keringatnya.....

mamahku kecil bukanlah seorang anak yang mengenal manja, seorang anak yang merengek minta dibelikan boneka,bahkan sepasang sepatu pun tak pernah terbelikan, bagai mimpi panjang yang tak pernah berujung

mamahku remaja tak dilindungi oleh rumah nan megah, ia hanya ditutupi oleh gubug-gubug nan reot, seolah tanah pun enggan menopangnya.

mamahku remaja bukanlah seorang pemudi berseri-seri, menari-nari diatas kesenangan indahnya masa remaja

mamahku remaja bukanlah pemudi yang ditemani dengan rias-rias wajah nan elok, kulitnya hanya teroleskan keringat, bedak wajah adalah kilauan sengatan matahari menantang, tubuhnya kurus menjulang, garis wajahnya nan jelas bak mendulang.

Mamah menangislah hatiku, jantungku terhujam, ketika kau menangis menggambarkan rinci kehidupan kecil mu nan pilu. mamah aku bangga denganmu. Biarpun orang menertawakan mu dulu, biarpun orang mengucilkan mu dulu, kini aku memuji mu mamah, aku menyanjung mu mah, putri mu ini adalah bukti perjuangan mu, bukti kegigihan mu.

Keringatmu adalah dzikirmu.

Tintamu bukanlah emas ataupun perak.

Ilmu adalah tanganmu, kakimu, dan ketegaranmu.

Kaulah bidadari sesungguhnya wahai mamah.

Darah mu adalah darah mulia bagiku.

Gelar mu adalah gelar dimata di Tuhan sebagai manusia yang tegar.

Kecantikanmu adalah ketegaran dan perjuanganmu.

mamah, Sekarang tataplah dinding-dinding rumah kita, Rumah kita tidaklah megah, tapi kini gubug-gubug itu telah pergi, tanahpun dengan senang menopang rumah kita, sekalipun kini rantau menahan kita, tataplah jajaran foto-foto dirimu dan anak-anakmu, terpampang dengan senyum bangga anak-anak mu. ini bukanlah milik kami, ini adalah milik mu mamah.

mamah lihatlah dalam sebuah bingkai dirimu tersenyum bersama papah. Papah ku Juara bagiku didunia ini.

Biarlah orang-orang menatap wujud perjuanganmu.

mamah Tersenyumlah, engkau lah PahlawanKu......

Rabu, 02 Januari 2013

Yang t'lah berlalu


Kembali lagi ke topik utama ya ,2th tlah berlalu sekarang aku udah duduk di bangku perkuliahan aku yang kuliah ambil jurusan kebidanan. Aku yang sekarang merasa lebih baik dari yang dulu ,mungkin banyak orang yang masih anggap aku yang dulu yang nakal yang slalu di cap negatif di mata orang. Orang-orang yang hanya bisa menilai aku dari luarnya ga pernah tau dalamnya. Tapi ga mengurangi aku untuk berubah. Aku cuma berharap ya Alloh kuat kan lah hati aku ,jadikanlah aku wanita yang sabar ,jadikanlah aku wanita yang tak punya rasa dendam ,jadikanlah aku wanita yang slalu menerima kenyataan dan ,jadikanlah aku wanita yang cantik hatinya...amin :)